Berikut saya jelaskan beberapa acuan dalam menentukan atom
pusat untuk menggambarkan struktur lewis senyawa kovalen :
1. Molekul yang memiliki atom tunggal maka atom tunggal itu
yang biasanya akan berperan sebagai atom pusat.
Contoh:
H2O →atom pusatnya O
CH4 → atom pusatnya C
NO3– → atom pusatnya N
XeF4 → atom pusatnya Xe
MnO4– → atom pusatnya Mn
CrO2F2– → atom pusatnya Cr
ClO4- → atom pusatnya Cl
Contoh:
H2O →atom pusatnya O
CH4 → atom pusatnya C
NO3– → atom pusatnya N
XeF4 → atom pusatnya Xe
MnO4– → atom pusatnya Mn
CrO2F2– → atom pusatnya Cr
ClO4- → atom pusatnya Cl
2. Molekul yang memiliki atom tunggal lebih dari 1 maka yang
berperan adalah atom tunggal yang valensinya lebih tinggi, jika terdapat logam
transisi sebagai atom tunggal maka ia yang dapat prioritas sebagai atom pusat.
Contoh:
POCl3 → atom pusatnya P.
P atom trivalen, O atom divalen, Cl atom monovalen.
NCO– → atom pusatnya C
VOCl3 → atom pusatnya V
Contoh:
POCl3 → atom pusatnya P.
P atom trivalen, O atom divalen, Cl atom monovalen.
NCO– → atom pusatnya C
VOCl3 → atom pusatnya V
Valensi di sini dimaknai sebagai jumlah elektron yang
digunakan untuk berikatan dengan atom lain dalam suatu molekul/ion. C atom
tetravalen, N dan P atom trivalen, O atom divalen, F, Cl, biasa sebagai
monovalen.
3. Molekul yang memiliki 2 atom tunggal atau lebih namun
valensinya sama maka atom yang lebih besar (berada di periode lebih besar pada
sistem periodik unsur) akan lebih berhak sebagai atom pusat. Contoh: SOCl2
→ atom pusatnya S, S satu golongan dengan O, sama-sama atom divalen, S berada
di bawah O (S berada di periode 3 sementara itu O berada di periode 2 atau
boleh dengan alasan S memiliki jari-jari atom lebih besar).
4. Perkecualian:
N2O → atom pusatnya N
Meskipun O jumlahnya 1 tetapi jari-jari N lebih besar atau elektronegativitas N (3,04 skala Pauling) lebih kecil dibanding O (3,44 skala Pauling).
CNO- (ion fulminat) → atom pusatnya N
Ketiganya jumlah atomnya sama, pada ion fulminat N mengambil posisi sebagai atom pusat walaupun ini tidak stabil (secara fakta memang ada ion fulminat ini), berbeda pada ion sianat (NCO-) yang lebih stabil.
N2O → atom pusatnya N
Meskipun O jumlahnya 1 tetapi jari-jari N lebih besar atau elektronegativitas N (3,04 skala Pauling) lebih kecil dibanding O (3,44 skala Pauling).
CNO- (ion fulminat) → atom pusatnya N
Ketiganya jumlah atomnya sama, pada ion fulminat N mengambil posisi sebagai atom pusat walaupun ini tidak stabil (secara fakta memang ada ion fulminat ini), berbeda pada ion sianat (NCO-) yang lebih stabil.
S2O → atom pusatnya S
Meskipun O jumlahnya 1 tetapi jari-jari S lebih besar atau elektronegativitas S (2,58 skala Pauling) lebih kecil dibanding O (3,44 skala Pauling).
S2O32– → atom pusatnya S
Alasannya karena S memiliki jari-jari atom lebih besar atau elektronegativitasnya lebih kecil dibandingkan O.
NSF → atom pusatnya S
Alasannya karena S memiliki jari-jari atom lebih besar atau elektronegativitasnya lebih kecil dibandingkan N dan F.
Meskipun O jumlahnya 1 tetapi jari-jari S lebih besar atau elektronegativitas S (2,58 skala Pauling) lebih kecil dibanding O (3,44 skala Pauling).
S2O32– → atom pusatnya S
Alasannya karena S memiliki jari-jari atom lebih besar atau elektronegativitasnya lebih kecil dibandingkan O.
NSF → atom pusatnya S
Alasannya karena S memiliki jari-jari atom lebih besar atau elektronegativitasnya lebih kecil dibandingkan N dan F.
Contoh penerapan
untuk menggambarkan struktur lewis molekul senyawa :
1. Asam Sianida ,
Rumus molekul HCN , bertindak sebagai atom pusat adalah N karena memiliki
valensi yang lebih besar. (gambar terlampir)
2. Diphosphor
Pentaoksida, Rumus molekul P2O5, bertindak sebagai atom
pusat adalah O karena memiliki valensi lebih besar (gambar terlampir)
3. Asam Perklorat,
Rumus molekul HClO4, bertindak sebagai atom pusat adalah Cl karena
memiliki valensi yang lebih besar dibandingkan H. (gambar terlampir).
0 komentar:
Post a Comment