Thursday, 8 February 2018

KESTABILAN ATOM DAN INTI ATOM

struktur atom


Perbedaan factor yang mempengaruhi atau menentukan kestabilan atom dengan kestabilan inti atom.
Tanggapan :
Untuk kestabilan atom  : atom unsure dikatakan stabil jika jumlah electron pada kulit terakhirnya (terluar, electron valensi) memenuhi aturan duplet (max 2 elektron pada kulit terakhir /terluar seperti konfigurasu electron unsure helium) dan aturan octet (max 8 elektron pada kulit terakhir/terluar). Sedangkan untuk kestabilan inti atom : inti stabil adalah inti yang tidak dapat secara spontanmeluruh atau berubah, definisi kestabilan yang lebih mengkhusus adalah kemampuan inti meluruh dengan jenis peluruhan tertentu. Di dalam inti dari interaksi saat elektrolistrik diketahui bahwa muatan sejenis saling tolak dan muatan tak sejenis saling tarik. Pada inti atom proton-proton akan saling tolak, namun selain tolakan ada juga tarik-menarik jarak pendek antara proton dan proton, proton dengan neutron, dan neutron dengan neutron. Stabilitas semua inti ditentukan oleh selisih antara tolakan elektrolistrik dan tarikan jarak pendek. Jika tolakan melampaui tarikan, inti terdisintegrasi (meluruh), memancarkan partikel dan/atau radiasi. Jika tarikan melampaui tolakan, inti menjadi stabil. Secara umum kestabilan inti-inti ringan terjadi bila jumlah protonnya sama dengan jumlah neutronnya. Sedangkan kestabilan inti-inti berat terjadi bila jumlah neutron maksimum 1,5 kali jumlah protonnya. Inti-inti atom yang tidak stabil dapat dipengaruhi oleh karena komposisi jumlah proton dan neutronnya yang tidak seimbang ataupun karena tingkat energinya yang tidak berada pada keadaan dasarnya. Perlu dicatat komposisi proton dan neutron yang seimbang atau tidak seimbang tidak berarti mempunyai jumlah yang sama atau tidak sama. Setiap inti atom mempunyai kesetimbangan yang berbeda.

Perbedaan proses atau reaksi yang dialami atau dilakukan atom dengan inti atom untuk mencapai keadaan stabil.
Tanggapan :
Proses atau reaksi yang dialami atau dilakukan atom untuk mecapai keadaan stabil adalah :
-          Untuk mencapai kestabilan seperti halnya konfigurasi electron unsure gas mulia, unsure-unsur yang tidak stabil akan melepas dan/ menerima electron terakhir sehingga akan membentuk ion positif (jika melepas electron) dan/ ion negative (jika menerima electron). Jika electron valensinya berjumlah 1 s.d 3 maka mencapai stabil dengan cara melepas electron valensi (kec. H), jika electron valensinya berjumlah 4 s.d 7 maka mencapai stabil dengan menerima electron sehingga menjadi octet.
-          Unsure yang tidak stabil akan berikatan dengan unsure lain dengan cara melepas dan/ menerima electron sehingga membentuk suatu senyawa.
-          Antara ion positif dan ion negative yang terbentuk akan terjadi gaya tarik menarik (gaya elektrostatik) sehingga terbentuklah ikatan ion.
-          Penggunaan bersama pasangan electron diantara atom-atom yang berikatan sehingga terbentuk pasangan electron terikat sebanyak electron yang saling dipinjamkan. Akibat penggunaan bersama pasangan electron ini terbentuklah ikatan kovalen.
-          Pada reaksi atom  massa sebelum dan sesudah reaksi tetap.(perbedaan dari segi reaksi)
Sedangkan Proses atau reaksi yang dialami atau dilakukan  inti atom untuk mecapai keadaan stabil adalah :
-          Bila ketidak stabilan inti disebabkan karena komposisi jumlah proton dan neutronnya yang tidak seimbang, maka inti tersebut akan berubah dengan memancarkan radiasi alpha atau radiasi beta.
-          Kalau ketidak stabilannya disebabkan karena tingkat energinya yang berada pada keadaan tereksitasi maka akan berubah dengan memancarkan radiasi gamma.
-          Proses perubahan atau transformasi inti atom yang tidak stabil menjadi atom yang lebih stabil tersebut dinamakan peluruhan radioaktif.
Jika dilihat dari segi reaksi maka perbedaanya adalah : pada reaksi inti atommassa sebelum dan sesudah reaksi dapat berubah karena sebagian massa diubah menjadi energy, tidak terjadi perubahan struktur inti atom (hanya perubahan pengelompokkan atom-atom), nomor atom berubah, pada reaksi endoenergik, jumlah materi hasil reaksi lebih besar dari pereaksi, sedangkan dalam reaksi eksoenergik terjdai sebaliknya, jumlah materi dinyatakan per partikel bukan permol. Reaksi-reaksi menyangkut nuklida tertentu bukan campuran isotop.

0 komentar:

Post a Comment