Penerapan prinsip Aufbau tidak
berlaku untuk semua unsure dari unsure no 1 hingga unsure no 118. Ada beberapa pengecualian dalam hal
ini, contoh pada logam transisi dan beberapa unsure logam berat. Electron sudah
lompat ke orbital yang lebih tinggi padahal orbital dibawahnya belum penuh.
Berikut diantanya :
a.
Konfigurasi nS2, (n-1)d4
Pada
konfigurasi 2 sub kulit terakhir pada unsur transisi ditemukan konfigurasi 4s2,
3d4 atau secara umum akan ditemukan pada golongan VIB (hanya untuk
Cr dan Mo). Maka terjadi eksitasi (perpindahan electron ke orbital dengan
energy lebih tinggi) dari 4s ke 3d jadi konfigurasi electron akan menjadi 4s1
dan 3d5. Ini dikarenakan atom akan lebih stabil jika orbital 3d
terisi setengah penuh ataupun penuh.
Sebagai
contoh adalah configurasi untuk unsur 24Cr.
Konfigurasi
normal 24Cr = 1s2, 2s2, 2p6, 3s2,
3p6, 4s2, 3d4
Konfigurasi
yang benar 24Cr = 1s2,
2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s1,
3d5
Konfigurasi
normal 42Mo = (Kr) 5s2
4d4
Konfigurasi
yang benar 42Mo = (Kr) 5s1 4d5
b. Konfigurasi
nS2, (n-1)d9
Pada
konfigurasi 2 sub kulit terakhir pada unsur transisi ditemukan konfigurasi 4s2,
3d9 atau secara umum akan ditemukan pada golongan I B (Cu, Ag dan
Au). Maka terjadi eksitasi dari 4s ke 3d jadi konfigurasi electron akan menjadi
4s1 dan 3d10. Ini dikarenakan atom akan lebih stabil jika
orbital 3d terisi setengah penuh ataupun penuh.
Sebagai
contoh adalah configurasi untuk unsur 29Cu
Konfigurasi
normal 29Cu = 1s2, 2s2, 2p6, 3s2,
3p6, 4s2, 3d9
Konfigurasi
yang benar 29Cu = 1s2,
2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s1,
3d10
Konfigurasi
normal 47Ag = (Kr) 5s2 4d9
Konfigurasi
yang benar 47Ag = (Kr) 5s1 4d10
Konfigurasi
normal 79Au = (Xe) 6s2 4f14 5d9
Konfigurasi
yang benar 79Au = (Xe) 6s1 4f14 5d10
c.
Konfigurasi 4f dan 5d (pada atom Gd, terletak di deret
Lanthanida)
Pada
konfigurasi ini, terjadi perpindahan electron dari orbital 4f ke 5d dikarenakan
adanya tumpang tindih orbital yang sangat berdekatan.
Pada
atom 64Gd secara normal maka dapat di tuliskan dengan :
64Gd = 1s2, 2s2,
2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10,
4p6, 5s2, 4d10, 5p6, 6s2,
4f8 atau [Xe] 6s2,
4f8
Namun
secara experiment, dapat ditentukan dengan tepat sebagai berikut :
64Gd
= 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6,
4s2, 3d10, 4p6, 5s2, 4d10,
5p6, 6s2, 4f2, 3d7 atau [Xe]6s2, 4f7,5d1
d. Konfigurasi
5f dan 6d (secara umum terjadi pada atom deret Actinida)
Pada
konfigurasi ini, terjadi perpindahan electron dari orbital 5f ke 6d dikarenakan
adanya tumpang tindih orbital yang sangat berdekatan.
Misalkan
pada atom 92U konfigurasi normal dapat dituliskan sebagai berikut :
92U = 1s2, 2s2,
2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10,
4p6, 5s2, 4d10, 5p6, 6s2,
4f14, 5d10, 6p6, 7s2, 5f4
atau [Rn] 7s2,
5f4
Namun
secara experiment dapat ditentukan sebagai berikut :
92U = 1s2, 2s2,
2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10,
4p6, 5s2, 4d10, 5p6, 6s2,
4f14, 5d10, 6p6, 7s2, 5f3,
6d1
atau [Rn] 7s2,
5f3, 6d1
dan ada beberapa unsure lagi
seperti :
Niobium = (Ar) 5s1 4d4, Ruthenium =
(Kr) 5s1 4d7, Rhodium = (Kr) 5s1, 4d8,
Palladium = (Kr) 4d10, Cerium = (Xe) 6s2 4f1 5d1,
Platinum = (Xe) 6s1 4f14, 5d9, Aktinuim = (Rn)
7s2 6d1, Thorium = (Rn) 7s2 6d2, Protactium
= (Rn) 7s2 5f2 6d1 , Neptunium = (Rn) 7s2
5f4 6d1, Curium = (Rn) 7s2 5f2 6d1,
Lawrencium = (Rn) 7s2 5f14 7p1.
Jawaban untuk bahan diskusi kedua (22 agustus 2017)
Setiap subkulit (kecuali subkulit s) tersusun atas beberapa
orbital dengan energy setingkat, dengan demikian electron dimungkinkan
menempati orbital mana saja, dan pada aturan Hund tidak ada disebutkan harus
spin +1/2 terlebih dahulu baru ke spin -1/2, yang penting pengisiannya
diharusnya setengah penuh terlebih dahulu dengan spin yang sama. Oleh karena
itu kemungkinan bilangan kuantum dari unsure
13Al dan 26Fe adalah sebagai berikut :
1. 13Al = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
Set 1 :
n= 3, l = 1 , m = -1, s = +1/2
Set 2 : n=
3, l = 1 , m = 0, s = +1/2
Set 3 : n=
3, l = 1 , m = +1, s = +1/2
Set 4 : n=
3, l = 1 , m = -1, s = -1/2
Set 5 : n=
3, l = 1 , m = 0, s = -1/2
Set 6 : n=
3, l = 1 , m = +1, s = -1/2
2. 26Fe
= 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
Set 1 : n=
3, l = 2, m = -2, s = -1/2
Set 2 : n=
3, l = 2, m = -1, s = -1/2
Set 3 : n=
3, l = 2, m = 0, s = -1/2
Set 4 : n=
3, l = 2, m = +1, s = -1/2
Set 5 : n=
3, l = 2, m = +2, s = -1/2
Set 6 : n=
3, l = 2, m = -2, s = +1/2
Set 7 : n=
3, l = 2, m = -1, s = +1/2
Set 8 : n=
3, l = 2, m = 0, s = +1/2
Set 9 : n=
3, l = 2, m = +1, s = +1/2
Set 10 :
n= 3, l = 2, m = +2, s = +1/2
0 komentar:
Post a Comment